KORANPUBLIKA.CO.ID|Tokyo, Jepang,- Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu pagi waktu setempat. Guncangan tersebut memicu peringatan tsunami dari Badan Meteorologi Jepang (JMA), dengan prediksi gelombang setinggi 3 meter yang diperkirakan akan mencapai pesisir Jepang antara pukul 10:00 hingga 11:30 pagi waktu Jepang, Rabu(30/7/2025).
Evakuasi massal segera diberlakukan di wilayah pesisir dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama. Otoritas Jepang mengimbau warga untuk mencari tempat aman yang lebih tinggi. “Harap diingat bahwa gelombang kedua dan ketiga tsunami bisa lebih tinggi lagi,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshimasa Hayashi.
Menariknya, peristiwa ini memunculkan kembali ramalan yang pernah ditulis dalam manga lawas karya Ryo Tatsuki berjudul The Future I Saw. Dalam versi komik yang dirilis ulang tahun 2021, Tatsuki menggambarkan secara mencolok akan terjadi gempa dan tsunami besar pada Juli 2025 yang lebih dahsyat dari bencana Tohoku 2011.
Walaupun ramalan tersebut menyebut tanggal 5 Juli, dan gempa aktual terjadi pada tanggal 30 Juli, kemiripan skala dan dampaknya memicu spekulasi serta perbincangan di media sosial. Dalam komiknya, Tatsuki menggambarkan laut yang “mendidih” di selatan Jepang sebagai tanda awal letusan gunung bawah laut yang dapat memicu tsunami tiga kali lebih besar dari bencana 2011.
US Geological Survey (USGS) juga telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah Pasifik termasuk Alaska, Rusia, dan Jepang. Pusat gempa tercatat berada sekitar 136 kilometer timur Petropavlovsk di Kamchatka, dengan kedalaman 19 kilometer.
Ramalan fiksi atau intuisi profetik? Belum ada penjelasan ilmiah yang menghubungkan isi manga tersebut dengan gejala tektonik. Namun, fenomena ini memunculkan pertanyaan: seberapa jauh intuisi manusia dapat “melihat” masa depan?
