Scroll ke Bawah Membaca Artikel
325×300
Pendidikan

Peringatan HUT RI ke-80 di Cimahi: Walikota Ngatiyana Serukan Semangat Persatuan dan Kedaulatan

969
×

Peringatan HUT RI ke-80 di Cimahi: Walikota Ngatiyana Serukan Semangat Persatuan dan Kedaulatan

Sebarkan artikel ini
Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Pasukan Paskibraka Kota Cimahi.

KORANPUBLIKA.CO.ID|Cimahi,- Pemerintah Kota Cimahi menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Lapangan Rajawali, Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Karangmekar, Kecamatan Cimahi Tengah, pada Minggu pagi (17/8/2025).

Upacara berlangsung khidmat dan penuh semangat nasionalisme, dengan Walikota Cimahi, Ngatiyana, bertindak sebagai inspektur upacara. Hadir pula Wakil Walikota Adithia Yudistira, Plt Sekda Kota Cimahi Mochamad Ronny, jajaran Forkopimda, para camat dan lurah, Kapolres Cimahi, Dandim 0609, Ketua KPU, Ketua Bawaslu, serta tamu undangan lainnya.

Scroll ke Bawah Terus Membaca Artikel
Example 300x600
Advertorial

Dalam sambutannya, Walikota Ngatiyana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Ia menekankan bahwa perjuangan para pahlawan dilakukan dengan penuh keikhlasan, semangat pantang menyerah, dan keyakinan akan kemerdekaan meski dalam keterbatasan senjata dan logistik.

“Hari ini kita mengenang jasa para pahlawan dengan penuh hormat. Mereka adalah pejuang sejati yang tidak kenal lelah melawan penjajahan,” ujar Ngatiyana.

Ia menegaskan bahwa semangat persatuan adalah kekuatan utama yang membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Semangat tersebut, menurutnya, harus terus dijaga dan diisi dengan langkah nyata dalam pembangunan.

“Tema HUT RI ke-80 tahun ini adalah Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera. Tema ini mengandung pesan mendalam bahwa persatuan adalah kunci utama untuk menjaga kedaulatan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

Ngatiyana juga menekankan bahwa Kota Cimahi sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus mampu menerjemahkan semangat kemerdekaan ke dalam kolaborasi antar elemen masyarakat—pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, media, dan warga.

“Bersatu berarti saling merangkul dan memperkuat. Berdaulat berarti mandiri dalam pembangunan, tidak bergantung pada pihak luar. Dan rakyat sejahtera berarti seluruh kebijakan harus bermuara pada peningkatan kualitas hidup masyarakat,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Ngatiyana mengingatkan bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjuangan baru.

“Jika dulu para pahlawan berjuang mengusir penjajah, maka kini kita berjuang melawan kemiskinan dan ketertinggalan. Indonesia maju adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.

Upacara ditutup dengan penampilan pasukan pengibar bendera, pembacaan teks Proklamasi, dan doa bersama untuk para pahlawan serta kemajuan bangsa Indonesia.

example 325×300