KORANPUBLIKA.CO.ID|Bogor,– Ketua DPRD Jawa Barat, Dr. Buky Wibawa, M.Si, bersama anggota Komisi V DPRD Jabar, Diah Fitri Maryani, SE, MM, dan Mamad Rahmad, menghadiri peluncuran Program Sekolah Garuda Transformasi di SMA Cahaya Rancamaya, Kota Bogor. Acara ini merupakan bagian dari peluncuran nasional yang digelar serentak di 12 sekolah unggulan di berbagai daerah, Rabu(8/10/2025).
Sekolah Garuda merupakan inisiatif strategis dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Program ini bertujuan mempercepat pembangunan pendidikan unggul berbasis STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) dengan sistem pendidikan berasrama dan fasilitas modern.
Transformasi Pendidikan di 12 Titik Nasional
Peluncuran bertajuk “Mengenal Sekolah Garuda: Harapan Baru Pendidikan Unggul” ini dilaksanakan di sekolah-sekolah terkemuka seperti SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMAS Unggul Del Toba, MAN IC Ogan Komering Ilir, SMANU MH Thamrin Jakarta, dan SMA Pradita Dirgantara Boyolali. SMA Cahaya Rancamaya menjadi salah satu titik penting dalam peluncuran ini.
Pemerintah juga mengumumkan pembangunan empat Sekolah Garuda baru di Belitung Timur, Timor Tengah Selatan, Konawe, dan Bulungan, yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027.
Pendidikan Berbasis STEM dan Asrama Modern
Sekolah Garuda dirancang untuk menyiapkan generasi muda agar mampu bersaing di tingkat global. Dengan kurikulum gabungan nasional dan internasional, serta fasilitas asrama yang mendukung pembelajaran intensif, sekolah ini diharapkan menjadi lompatan besar dalam pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
Anggota Komisi V DPRD Jabar dari Fraksi PDI Perjuangan, Diah Fitri Maryani, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Saya melihat program ini punya misi besar, tidak hanya soal pendidikan unggul, tetapi juga menjadi salah satu cara memutus rantai kemiskinan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Skema Pembiayaan dan Perbedaan dengan Sekolah Rakyat
Sekolah Garuda menerapkan skema pembiayaan campuran, di mana 80 persen siswa akan menerima beasiswa penuh dari pemerintah, dan 20 persen lainnya masuk melalui jalur berbayar. Hal ini memungkinkan akses pendidikan unggul bagi siswa berprestasi dari berbagai latar belakang.
Diah juga menjelaskan perbedaan antara Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat. “Sekolah Garuda menyasar siswa-siswa berprestasi untuk dipersiapkan masuk ke universitas top dunia, sedangkan Sekolah Rakyat ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem sebagai bagian dari program penanggulangan kemiskinan,” jelasnya.
Dari sisi jenjang, Sekolah Garuda hanya tersedia di tingkat SMA dan dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), sementara Sekolah Rakyat tersedia dari SD hingga SMA dan berada di bawah pengelolaan Kementerian Sosial (Kemensos).
Menuju Indonesia Emas 2045
Peluncuran Sekolah Garuda menjadi tonggak penting dalam transformasi pendidikan nasional. Dengan pendekatan berbasis STEM, sistem asrama, dan kurikulum global, program ini diharapkan mampu mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan dan membawa Indonesia menuju visi besar 2045.