KORANPUBLIKA.CO.ID|Cimahi,- Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Barat (Jabar) kembali mendampingi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Safari Keagamaan Anti Korupsi yang berlangsung di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cimahi, Rabu(7/5/2025).
Acara ini dihadiri oleh Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Wawan Wardiana, Plh. Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Jhonson R. Ginting, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H. Ajam Mustajam, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi, Hj. Baiq Raehanun Ratnasari, Kepala Madrasah Aliyah Negeri Kota Cimahi, Lia Nur Asriah Maulia, beserta para tokoh agama, pemuka agama, pendidik keagamaan, penyuluh agama, dan penghulu se-Kota Cimahi, guna memperkuat nilai-nilai integritas sejak dini.
Penyuluh Agama Ahli Muda sekaligus Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Cimahi, H. Yana Permana, S.Ag, M.Pd, menekankan bahwa edukasi anti korupsi harus dimulai dari lingkungan terdekat, terutama di sekolah.
“Penanaman nilai-nilai kejujuran dan integritas sejak dini merupakan investasi penting bagi masa depan bangsa. Siswa perlu memahami bahwa korupsi tidak hanya terjadi dalam lingkup besar, tetapi bermula dari hal-hal kecil seperti menyontek atau berbohong,” ujar Yana Permana.
Ia juga mengapresiasi langkah KPK dalam menggelar safari keagamaan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya korupsi.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi harus berkelanjutan dan menjadi gerakan yang ditanamkan dalam sistem pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan budaya anti korupsi,” tambahnya.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, menegaskan bahwa edukasi anti korupsi di sekolah memiliki dampak jangka panjang dalam membentuk karakter generasi penerus yang berintegritas.
“Kami berharap bahwa dalam 10-20 tahun ke depan, para siswa yang saat ini dididik dengan nilai-nilai anti korupsi akan menjadi pemimpin dan masyarakat yang berintegritas,” jelas Wawan.
Kepala MAN Cimahi, Lia Nurasri’ah Maulia, turut mendukung inisiatif ini dengan menerapkan program berbasis karakter, seperti zero waste, kejujuran, dan disiplin.
“Korupsi berawal dari ketidakjujuran, sehingga kami terus berinovasi untuk menanamkan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui berbagai metode pendidikan yang kreatif,” pungkas Lia.
Safari Keagamaan Anti Korupsi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang telah bergulir di sejumlah titik di wilayah Bandung Raya, termasuk Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung. Dengan tingginya antusiasme masyarakat, diharapkan gerakan ini terus berlanjut dan menjadi fondasi dalam membangun bangsa yang bebas dari korupsi.