Scroll ke Bawah Membaca Artikel
325×300
DaerahEkonomiKesehatanNasionalNewsPendidikanRagam

Krisis Gizi Berujung Darurat: Program MBG Picu Keracunan, Wartawan Hadapi Intimidasi

728
×

Krisis Gizi Berujung Darurat: Program MBG Picu Keracunan, Wartawan Hadapi Intimidasi

Sebarkan artikel ini
Sebanyak 70 siswa SMKN 1 Cihampelas mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG yang didistribusikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Mekarmukti, Rabu (24/9/2025). Foto: Ist

KORANPUBLIKA.CO.ID|Cihampelas Bandung Barat,– Insiden keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mengguncang Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kali ini, sebanyak 70 siswa SMKN 1 Cihampelas mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program MBG yang didistribusikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Mekarmukti, Rabu (24/9/2025).

Situasi darurat terjadi di tengah aktivitas penanganan medis yang berlangsung di sekolah dan sejumlah fasilitas kesehatan. Puluhan siswa dilarikan ke RSUD Cililin, puskesmas, dan klinik sekitar. Karena keterbatasan kapasitas, sebagian korban dirujuk ke rumah sakit lain seperti RS Karisma, RSUD Cibabat, RSIA Azahra, dan RSUD Dustira.

Scroll ke Bawah Terus Membaca Artikel
Example 300x600
Advertorial

Gejala yang dialami siswa bervariasi, mulai dari mual, muntah, pusing, hingga kejang dan sesak napas. Beberapa siswa yang sempat dipulangkan kembali ke posko darurat karena kondisi memburuk. “Total terdampak ada 70 siswa, dan 35 di antaranya sudah bisa pulang dari posko,” jelas Asep, Kasubag TU Puskesmas Cihampelas.

Di tengah situasi genting, insiden tidak mengenakkan dialami sejumlah jurnalis yang tengah meliput kejadian. Saat hendak meminta keterangan dari Kepala SPPG Desa Mekarmukti di SMKN 1 Cihampelas, para wartawan diduga dihalangi oleh tiga orang yang diduga rekan dari pihak SPPG. Ketegangan sempat terjadi di tengah lalu-lalang ambulans dan tenaga medis.

Kepala SPPG yang semula enggan diwawancarai akhirnya memberikan pernyataan singkat. “Bukan bungkam, nanti saja keterangan lengkapnya. Masih evaluasi, dan untuk sementara kegiatan MBG dihentikan dulu sampai menunggu hasil laboratorium keluar,” ujarnya.

Kepala SMKN 1 Cihampelas, Sudirman, menyampaikan kekecewaannya terhadap kualitas makanan MBG. “Kami sangat prihatin dan kecewa, makanan yang seharusnya menyehatkan malah membuat anak-anak sakit,” tegasnya.

Kasus ini menambah panjang daftar insiden keracunan massal akibat program MBG di Bandung Barat. Masyarakat mulai mempertanyakan efektivitas pengawasan dan kualitas makanan yang disediakan. “Anak saya jadi korban MBG, kapok kalau kayak gini. Mending bawa makanan dari rumah,” ujar Fitri, salah satu orang tua siswa.

Pemerintah daerah dan provinsi diminta segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, agar tujuan mulia memberikan gizi bagi pelajar tidak berubah menjadi ancaman kesehatan.

example 325×300